20090420

menapaki jejak teater

MENAPAKI JEJAK TEATER




SEJARAH MUNCULNYA TEATER
Teater adalah salah satu bentuk karya seni yang monumental. Tak akan ada habisnya jika kita membicarakan seni ini. Teater banyak diminati sebab gaya penyajiannya yang sering membuat decak kagum penontonnya. Sejarah perkembangan theater diawali dari kegiatan romusha zaman belanda ,nah sejak saat itulah ada kegiatan theater. Karena rakyat dulunya yang dijajah. Dan sampai saat ini kegiatan tersebut diisyaratkan dengan lakon drama yang realita. Sejak saat itu disebut theater.
Teater (Bahasa Inggris "theater" atau "theatre", Bahasa Perancis "théâtre" berasal dari Bahasa Yunani "theatron", θέατρον, yang berarti "tempat untuk menonton") adalah cabang dari seni pertunjukan yang berkaitan dengan akting/seni peran di depan penonton dengan menggunakan gabungan dari ucapan, gestur (gerak tubuh), mimik, boneka, musik, tari dan lain-lain. Bernard Beckerman, kepala departemen drama di Univesitas Hofstra, New York, dalam bukunya, Dynamics of Drama, mendefinisikan teater sebagai " yang terjadi ketika seorang manusia atau lebih, terisolasi dalam suatu waktu/atau ruang, menghadirkan diri mereka pada orang lain." Teater bisa juga berbentuk: opera, ballet, mime, kabuki, pertunjukan boneka, tari India klasik, opera Tiongkok, mummers play, improvisasi performance serta pantomim.



TEATER POPULER
Sanggar Teater Populer, atau juga disebut Yayasan Teater Populer, merupakan suatu tempat berkumpulnya para pekerja kreatif di bidang seni, drama dan film. Berazaskan ilmu dramaturgi dan sinematografi, Kelompok Kerja Kreatif Teater Populer selalu aktif dalam pementasan teater maupun pembuatan film layar lebar.



Teater Populer adalah sebuah cita-cita, yang berarti segala kegiatannya tidak ada yang absurd. Teater Populer menganut aliran realis sehingga dalam bidang seni peran, dapat langsung diaplikasikan di luar panggung seperti misalnya di media layar lebar. Berbagai kegiatan kesenian yang mendasari ilmu panggung di sanggar Teater Populer meliputi banyak bidang, seperti:
· Seni Peran
· Seni Rupa
· Seni Tari, Musik, dan Suara
· Seni Sastra
· Penguasaan Kamera, Tata Cahaya, dan Editting
· Penyutradaraan dan Penulisan Naskah



PERANAN PENYUTRADARAAN TERHADAP TEATER
Sutradara adalah orang yang mengoordinasikan segala unsur teater dengan kecakapan dan daya imajinasi sehingga mewujudkan pertunjukan yang sukses.
Tugas sutradara ialah sebagai berikut:1. Sebagai pusat kesatuan kekuatan dari para aktor, dan2. Sebagai koordinator bagi para pemain dan para teknisi. Kedudukan sutradara berada ditengah-tengah, yaitu diantara pengarang, aktor, dan penonton. Hal-hal yang pokok dari kerja sutradara dibagi menjadi beberapa macam sebagai berikut.


1. Menentukan dan menemukan motif (gagasan)


Menentukan motif dan gagasan yang merusak pada suatu karya cerita dan memberi ciri kejiwaan pada karyanya. Motif (gagasan) dapat bersifat sebagai berikut:a. Ringan (tidak mendalam);b. Memberikan suasana khusus;c. Membuat cerita gembira menjadi suatu banyolan (lucu);d. Mengurangi tragedi yang berlebihan.



2. Menentukan casting


Casting adalah proses penyaringan untuk menentukan pemeran (pemain) berdasarkan hasil anaisa naskah untuk diwujudkan dalam pertunjukan.Macam-macam casting ialah sebagai Berikut:a. Casting berdasarkan kecakapan;b. Casting berdasarkan tipe (kecocokan fisik) pemain;c. Casting berdasarkan pertentangan watak atau fisik pemain;d. Casting berdasarkan kesamaan emosi dan temperamen yang dimiiki pemaine. Casting berdasarkan terapi.



3. Tata dan Teknik Pentas


Sutradara harus mengerti tentang tata dan teknik pentas, yaitu segala hal yang menyangkut kebutuhan suatu pementasan. Sebagai contoh kostum, make up, dekor, dan lampu penyinaran (kalau tragedy berwarna gelap atau abu-abu, sedangkan komedi berwarna mencolok).



4. Menyusun Mise en Scene


Menyusun Mise en Scene adalah menyusun segaa perubahan yang terjadi dan terdapat pada daerah permainan karena adanya perpindahan pemeran (pemain) atau perlengkapan panggung.Contohnya sebagai berikut:a. Sikap pemain;b. Pengelompokan (grouping);c. Dekorasi yang digunakan dalam pentas;d. Efek tata sinar.



5. Menguatkan dan melemahkan Scene


Menguatkan dan melemahkan scene (bagian-bagian tertentu) dari suatu cerita adalah teknik atau cara daam pengarapan cerita yang dituangkan pada bagian-bagian adegan yang ditampilkan. Sutradara bebas menentukan tekanan pada bagian-bagian cerita menurut pandangan sendiri-sendiri tanpa merubah naskahnya